Melirik Budidaya Jamur, Bisnis Menggiurkan dan Bermanfaat Bagi Ekologi
SERANG BANTEN, Lipsusmedia.com – Masa pandemi Virus Corona, tak berpengaruh bagi usaha budidaya jamur, bahkan permintaan meningkat, terlebih penjualan secara online. Setidaknya, ini dirasakan Cecep, R cs dari Petir, Serang, Banten, Rabu 23/03/2022.
Cecep R pembudidaya jamur, mengatakan,” Serbuk kayu yang ideal adalah kayu sengon. Kalau dari serbuk kayu lunak, misal randu atau mangga, masa produktif lebih singkat, kalau pakai serbuk keras, proses tumbuh lama. Biasa, masa produktif panen jamur selama empat bulan, bila lebih tetapi kualitas jamur menurun.
Cecep R, Aktipis Pemerhati lingkungan Asal Petir Serang-Banten. mengatakan,” Budidaya jamur bermanfaat secara ekonomis dan ekologis. Pengelolaan serius dan intens bisa meraup keuntungan per siklus jamur, menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan kewirausahaan. Secara ekologis, budidaya jamur bisa mengurangi limbah gergaji kayu karena sebagai salah satu media tanam jamur tiram. Selain pakai sisa gergajian kayu, juga jerami atau alang-alang.
Menurut penelitian Puslitbang Sosial Ekonomi dan Perubahan Iklim (P3SEKPI, 2019), budidaya jamur oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) mampu mengalihkan ketergantungan masyarakat pada hutan, mengurangi penebangan liar dan meningkatkan konservasi hutan.
Cecep, R, Bersama Ahmad Yani dan rekannya Dedi Sanip memutuskan untuk budidaya jamur tiram. Tiga sekawan ini patungan. Berangkat dari nol, hanya Cecep R yang mempunyai pengalaman, Karena Pernah Bekerja di Temat budidaya jamur Tiram Lima tahun Silam,
Cecep R, Ketika mulai lagi kemarin, mulai dari nol, hanya mengingat-ingat. Masih mencari referensi lagi),” kata Cecep, pertengahan Maret 2022,
Mereka mulai usaha itu sejak September 2021. Sanip harus mengingat-ingat kembali pengalaman kala bekerja sebagai pembudidaya jamur tiram lima tahun silam. Berbagai bahan dan alat bekas tempat dulu bekerja, dia pakai dengan tetap membeli beberapa kekurangan. Awalnya, mereka uji coba dulu. Dalam uji coba, mereka membibit 1000 baglog, yang berhasil tumbuh 900 baglog jamur.
Setelah uji coba berhasil, mereka tak langsung produksi karena terkendala dana. Mereka mencari dana untuk membangun fasilitas sekitar Rp20 juta. Mereka sudah ada lahan.
Sekarang, mereka sudah punya 1.000 baglog, per hari panen empat sampai Sepuluh kilogram dan harga Rp12.000 per kg.
Mereka memasarkan hasil budidaya secara daring, maupun informasi dari mulut ke mulut. Kadang mereka antar, kadang ada yang datang langsung.
Pada masa pandemi Virus Corona ini, pemasaran jamur tak berpengaruh, tetap laris manis, dalam setiap hari nya.
Budidaya
Media tanam untuk budidaya jamur adalah serbuk kayu, serbuk padi, serbuk jagung, dan kapur. Empat komponen ini diaduk rata, lalu masukkan ke plastik ukuran 17×35 mm, disebut baglog. Setelah diaduk, sebelum masuk plastik, didiamkan dulu sehari semalam.
Cecep bilang, serbuk kayu ideal adalah kayu sengon. Kalau dari serbuk kayu lunak, misal randu atau mangga, masa produktif lebih singkat, kalau pakai serbuk keras, proses tumbuh lama. Biasa, masa produktif panen jamur selama empat bulan, bila lebih tetapi kualitas jamur menurun.
makin lama, tumbuh makin tidak lebat, ukurannya makin kecil,” kata Cecep, Aktivis Pemerhati lingkungan Asal Petir Serang itu,
Untuk Takaran Bahan campuran baglog yang biasa mereka gunakan dalam satu adonan adalah Sepuluh karung serbuk kayu, Empat kg serbuk jagung, Empat kg kapur, Empat Puluh kg serbuk padi, dan air secukupnya. Air sebatas membuat lembab, tak boleh teralu basah atau kering.
Campuran bahan itu dia masukkan dalam plastik ukuran 1-1,3 kg. Proses pembungkusan, mulut plastik di ikat Dengan tali lastik, Setelah Baglog Siap lalu kukus dalam tong selama delapan jam dengan temperatur 100 derajat celcius untuk sterilisasi. Setelah selesai, diamkan sejenak hingga hangat, tidak sampai dingin, lalu Buka Tali Pengikat untuk Masukan Benih Jamur lalu masukkan Ring Bambu mulut Plastiknya di lipat lalu dengan kertas dan ikat dengan Karet setelah selesai masukan ke ruang inkubasi.
Menurut Cecep R, biasa dalam sebotol bibit 250 ml untuk 20-25 baglog. Pemasangan bibit, alat-alat harus steril, termasuk tangan. Ketika membibit, spatula dan tangan disemprot spiritus, begitu juga ruangan.
Letakkan baglog tegak di ruang inkubasi selama 40-45 hari dengan temperatur ruang 25-27 derajat celcius, ideal 26 derajat celcius. Untuk menyiasati suhu tetap terjaga, mereka menyemprot dengan air kalau terlalu panas dan membuka jendela andai terlalu dingin.
Mereka mendapatkan bibit dari Bogor, serbuk kayu pesan ke luar kota. Untuk serbuk padi dan jagung beli dari petani di daerah sekitar. Harga satu truk serbuk sengon Rp3 juta, kapur Rp6.000 per tiga kg, serbuk padi Rp3.500 perkg, serbuk jagung Rp6.000 perkg.
Setelah melalui proses inkubasi, baglog pindah ke ruang budidaya. Sekitar 2-3 minggu, jamur akan tumbuh, dan siap panen.
Keuntungan finansial dan ekologi
Jenis jamur biasa budidaya di Indonesia, seperti jamur tiram, merang, kuping, shitake, dan kancing.
“Jamur tiram, jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh alami pada batang-batang pohon yang mengalami pelapukan. Umumnya, mudah dijumpai di daerah hutan. Jamur tiram biasa tumbuh saat musim hujan,” Kata Cecep R, Badan Pemantau Strategis Pemerhati Lingkungan,
Budidaya jamur, katanya, bermanfaat dalam jangka panjang karena kebutuhan terhadap jamur bisa terpenuhi setiap saat, tak mengenal musim. Berbeda dengan jamur yang tumbuh alami pada musim hujan. Ketika jamur tumbuh alami, dapat menguntungkan juga karena warga bisa menghemat pengeluaran untuk konsumsi sayuran dengan gratis alias tersedia dari alam.
Cecep R, bilang, budidaya jamur, selain mendapat keuntungan finansial, juga secara ekologis. Pengelolaan serius dan intens, katanya, bisa meraup keuntungan per siklus jamur, menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan kewirausahaan.
Secara ekologis, budidaya jamur bisa mengurangi limbah gergaji kayu karena sebagai salah satu media tanam jamur tiram. Selain pakai sisa gergajian kaju, juga jerami atau alang-alang.
Menurut penelitian Puslitbang Sosial Ekonomi dan Perubahan Iklim (P3SEKPI, 2019), katanya, budidaya jamur oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) mampu mengalihkan ketergantungan masyarakat pada hutan, mengurangi penebangan liar dan meningkatkan konservasi hutan.
Dia mengatakan, faktor penghambat tumbuh berkembang jamur adalah terserang hama, penyakit, suhu ruangan tak stabil, dan kondisi di luar persyaratan ideal budidaya jamur.
Persyaratan ideal, suhu optimum sekitar 20-25 derajat celcius, kelembaban udara dalam ruangan berkisar antara 75-85%, derajat keasaman atau pH untuk media jamur tiram sekitar 5,5-7, dan media tanam gunakan serbuk gergaji.
Dedak, kapur, gips, dan pupuk fosfat, kata Mahbubi, sebaiknya ada dalam media tanam budidaya jamur.
Manfaat bagi kesehatan
Merujuk Suwito (2019), kata Cecep R, struktur tubuh jamur (fungi) terdiri dari sel eukariotik terbentuk dinding sel yang mengandung zat kitin. Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut hifa. Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang akan membentuk jaringan yang disebut misellium. Misellium ini akan membentuk jalinan hingga terbentuk tubuh buah seperti pada jamur merang.
Selain itu, jamur memililki septa (hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel). Septa pada jamur mempunyai pori lumayan besar hingga organel sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lain. Jamur memiliki hifa asepta (hifa tak memiliki sekat) .
Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium, katanya, memungkinkan jamur menyerap nutrisi lebih banyak. Jamur yang memiliki sifat parasitisme mempunyai hifa yang termodifikasi (haustorium). Haustorium ini, memiliki ujung untuk menembus jaringan host dan menyerap nutrisi dari host.
Menurut dia, protein dalam 100 gram jamur tiram 27% lebih tinggi dibanding protein pada kedelai tempe sebesar 18,3% dalam setiap 100 gram. Sedangkan, kalori pada jamur tiram ini 100 kj per 100 gram dengan 72% lemak tak jenuh.
“Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, kandungan serat mencapai 7,4-24,6%, hingga cocok untuk tubuh.”
(JMN/RED)
Husqvarna shows off 701 Supermoto’s ice skills
Advantages & Disadvantages of Ice Cream to Human Health