Tanah Liar Di Desa Jeungjing Yang Belum Tahu Pemiliknya, Akhirnya Disulap Jadi Lahan Produktif Perkebunan
Tangerang | Banten, Lipsusmedia.com – Adanya tanah yang sudah lama tidak diketahui pemiliknya, Holik selaku BPD Desa Jeungjing kecamatan Cisoka bersama Helul, terinspirasi untuk bisa mengolah lahan tersebut agar bisa terawat dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Sambil menunggu pemilik lahan tersebut datang, dan mengakui bahwa tanah yang di sulap yang tadinya tidak terurus dengan banyaknya pohon dan tumpukan sampah menjadi perkebunan produktif yang bisa dikelola oleh warga Desa Jeungjing kecamatan Cisoka kabupaten Tangerang Banten.
Selasa, (24/5/2022).
Tentu tidaklah mudah, yang tadinya tanah tidak dirawat kini bisa menjadi bagus dan bisa dikelola untuk warga, karena keinginan dari desa untuk memajukan wilayah dengan masyarakat maju dan makmur, Holik bersama tim mengolah lahan tersebut menjadi rapi, saat dikonfirmasi Holik menjelaskan pada awak media.
” Awalnya tanah tersebut kumuh dan lahan tersebut mati banyak binatangnya juga, lahan tersebut awalnya tempat pembuangan sampah dari perumahan kemuning sampai pesona juga ada semakin hari sampah tersebut semakin menumpuk dan bau busuk yang melewat, untuk penataan lahan tersebut kami ingin tanah tersebut jadi lahan perkebunan tujuannya bersama mantan kepala desa, saat digarap lahan tersebut banyak bambu dan pohon pohon liar yang semeraut makanya kami turunkan alat berat semenjak itu gimana cara untuk membersihkannya berarti harus memakai alat berat ya kalo pake manual kapan prosesnya akan selesai dan alat berat harus ada yang membiyayai dan siapa yang mau bayar seperti solar, ceker sewa alat berat, operator, berikut dijalan ,” Imbuhnya.
Lanjut Holik ” Sampah kami tumpuk dan sampah tersebut kami bersihkan kalo dibuang keluar siapa yang mau nerima sampah, setelah itu kami tumpuk sampah kami gali lubang dan untuk bayar alat berat dan sebagainya tanah tersebut kami jual karena untuk kebutuhan bayar alat itu setelah itu kami tata tanah tersebut karena bergelombang kami rapikan atau Cut and Fill biar nanti untuk perkebunan tersebut rata dan enak, untuk pemerosesan pengerjaan sudah dibuat baleho gambar produktif perkebunan nya, bikin tanaman sudah kami tanam sebagian udah selesai ya kami ingin inspirasi dari desa, dari kecamatan, kabupaten keinginan pembibitan apa yang kira kira manfaat untuk desa.
Untuk lahan tersebut mati karena tidak ada orang datang ke desa punya siapa nanti hasil lahan perkebunan tersebut kami bisa support ke desa ,” jelas Holik.
(MCC/Heri)