Tangerang, Lipsusmedia.com – Proyek pembangunan irigasi yang berlokasi di Kampung Rawa Kalem, Desa Gunung Sari, Kecamatan Mauk, yang di kerjakan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang diduga memakai batu bekas serta menyalahi aturan spesifikasi kontruksi.

Dari hasil temuan tim media dan LSM di lokasi kegiatan proyek irigasi tersebut, diketahui dalam pelaksanaan pekerjaannya disinyalir tidak memakai batu baru melainkan memakai batu bekas, dan batu lamanya tidak di bongkar lagi, yang akan berdampak kurang maksimal mutu dan kualitas pembangunan irigasi.

Dikatakan Jamin Selaku Wakil Humas DPP Gabungan Wartawan Indonesia, saat di mintai keterangan oleh awak media mengatakan,” Seharusnya pemasangan batu sebagai pondasi irigasi itu memakai batu baru agar kelihatannya bagus dan kuat serta kelihatan rapih, sehingga kokoh berdiri di badan irigasi tersebut.

“Dari hasil pantauan kami di lapangan, terlihat jelas pasangan batu nya yang di pasang batu bekas, dan batu lamanya tidak di bongkar lagi saya dugaan kegiatan tersebut terkesan asal jadi,” ujar Jamin selaku Wakil Humas DPP Gabungan Wartawan Indonesia (GWI), Minggu (07/05/2023).

Jamin menyayangkan, irigasi yang nota bennya sarana meningkatkan debit air menjadi lebih besar dan aliran air sungai menjadi lancar, guna mengairi pesawahan, tentunya dalam pekerjaannya harus benar – benar diperhatikan kualitasnya, sehingga dengan sarana pertanian yang optimal, secara otomatis dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan bagi petani.

“Melihat kondisi fisik irigasi seperti itu, bagaimana dengan fungsi perencanaan dan pengawasan proyek tersebut, dan saat kami di lapangan tidak adanya papan inpormasi publik terpampang, agar masyarakat sekitar mengetahui,” tandas Jamin

Sampai berita ini di terbitkan pihak pelaksana P3A susah untuk di konpirmasi

(Karman/Tim)